Selasa, 10 November 2009

SULIS Yang Sekedarnya


Sebuah nama yang sederhana. Sulis, begitulah ia dipanggil oleh teman-temannya juga dikeluarganya. Hanya sedikit orang yang tahu nama lengkapnya yang juga sederhana yaitu Sulistyowati. Dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, dari sebuah keluarga yang biasa-biasa saja tapi bahagia. Sumadi nama ayahnya dan Siti Satinem nama ibunya. Sulis adalah anak bungsu dari tiga dara bersaudara..Rina, anak pertama, Devi kedua dan Sulis pamungkasnya. Berbeda dengan dua kakaknya aku sang ibu, masa kehamilan, merawat Sulis didalam rahim, adalah masa-masa paling berat. Selama lima bulan pertama, ibunya menjadi sangat kurus, lambungnya menolak setiap makanan yang dimakannya. Itu semua menambah kebahagiaan ibu Siti, dihari bulan ke enam masa kehamilannya sampai hari kelahirannya pada 23 January 1990.
Sulis kecil yang belum nampak jelas kelebihan yang dimilikinya, telah mengisyaratkan ada magnit dalam dirinya. Tidak jarang para ibu tetangganya, meminjam Sulis sekedar untuk dikudang (bhs.jawa), disayang-sayang. Disekolah, Sulis selalu mendapat perhatian istimewa dari guru pengasuhnya. Bukan saja karena prestasi sekolahnya yang cukup baik, tapi sikapnya yang kalem (bhs Jawa), biasa-biasa saja, simpatik, itulah daya tariknya. Sulis adalah prototype “puteri Solo” yang memang begitu. Menari juga jadi kegemaran dimasa kecilnya. Waktu itu Sulis duduk dikelas 3 Sekolah Dasar, karena satu dan lain hal ia berpindah sekolah. Baru 3 bulan disekolah barunya, Sulis dipilih sebagai mayoret, pimpinan kelompok dramben (drumband) disitu. Karuan saja, teman-temannya yang melihat Sulis sebagai murid baru, menjadi iri hati.


Sulis yang Sayang Teman Pindah ke Jakarta Mengukir Sejarahnya
Satu hari menjelang lomba drumben, Sulis ditemani ibunya, meninggalkan ayah dan dua kakaknya, pindah ke Jakarta bergabung dengan memenuhi undangan “Cinta Rasul”, tepatnya tgl.7 agustus 1999. Katanya kemudian, alhamdulillah tidak ikut lomba dramben, bila ikut lomba, tentu akan menambah iri, kekecewaan teman-temannya. Kini teman-teman yang ditinggalkan, merindukannya mengenang Sulis sebagai sahabat sejati. Ya, Sulis memang seorang sahabat yang baik.Waktu Cinta Rasul, safari sholawat pentas di Solo. Panitia pengundang, seperti biasanya selalu menempatkan personil “Cinta Rasul” dihotel berbintang. Tapi Sulis, bahkan mengajak ibunya meninggalkan kamarnya yang lengkap dengan fasilitas mewah, dan lebih memilih menginap dikampungnya yang sangat sederhana, bersama teman-teman lamanya. Rumah gurunya jadi prioritas kunjungannya. Penulis menyaksikan, bagaimana gurunya berlinang menahan haru, melihat Sulis, anak didiknya yang gemilang, ternyata masih sama seperti dulu.
Pada 14 July 2000, ayah dan dua kakaknya menyusul. Sejak itu lengkaplah sudah, Sulis sekeluarga menjadi warga ibukota Jakarta. Di Jakarta, Sulis belajar di Sekolah Dasar Harapan Ibu, sebagian teman-temannya seringkali memanggilnya “mama ulis”, karena tidak jarang ia jadi tempat bertanya dan curhat (mencurahkan isi hati) sesama teman-temannya.Kesederhanaan dan keengganan menonjolkan diri, seperti sudah melekat pada dirinya. Sulis tidak pernah merasakan kelebihan yang dimilikinya, ia merasa risi dan malu berceritera tentang kelebihan dirinya. Disekolah, dikampungnya, juga ditempat kursusnya, Sulis diketahui sebagai pelantun sholawat “Cinta Rasul” yang bikin “heboh” itu, baru setelah beberapa bulan kemudian.Itupun bukan darinya. Dalam keseharian, Sulis anak remaja yang tampil dalam kesederhanaannya. Siapapun yang melihat Sulis dalam kesehariannya, tidak akan menyadari bahwa gadis kecil ini sedang mengukir sejarah dalam hidupnya, sekaligus merubah perjalanan hidup seluruh keluarganya. Semua itu dilewatinya seperti biasa-biasa saja. Setelah semua kegemilangan yang diraihnya, adakah Sulis menjadi anak manja yang merepotkan ayah ibu dan kedua kakaknya ? Tetap saja Sulis sebagai seorang anak yang patuh, seorang adik yang menyenangkan, yang menciptakan kebahagiaan dan keceriaan dalam keluarganya. Kalau sesekali “error”, yaa itulah tanda bahwa Sulis kini tengah menjelang masa remajanya. Jelasnya, Sulis dulu, Sulis sekarang dan Sulis diwaktu mendatang adalah sama saja, Sulis sekedarnya yang Cinta Rasul insya Allah
…semoga Allah selalu menjaga dan menyertai perjalanan panjang hidupnya.

0 comments:

Posting Komentar

◄ Posting Baru
 

Google bot last visit powered by Gbotvisit.comYahoo bot last visit powered by MyPagerank.NetMsn bot last visit powered by MyPagerank.Net

Entertainment Blogs


Pengikut

Copyright © 2015. koleksi lagu mp3 - All Rights Reserved Template by Bamz